Spiritualitas di dalam Dunia Maya: Ekspresi Mutakhir Kerinduan-Abadi Jiwa Manusia?

Widjanarko, Putut Spiritualitas di dalam Dunia Maya: Ekspresi Mutakhir Kerinduan-Abadi Jiwa Manusia? Project Report. Universitas Paramadina. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
Makalah Spritualitas dalam Dunia Maya.pdf

Download (286kB) | Preview

Abstract

Dalam masyarakat modern yang dominan sekuler dan rasional, teknologi (termasuk di dalamnya teknologi komunikasi) dan agama sering dianggap sebagai dua domain berbeda yang mewakili pandangan dunia yang terpisah dan berbeda, jika tidak berlawanan. Secara umum diyakin bahwa antara ruh dan mesin terdapat jurang pemisah yang tak bisa dijembatani. Dunia modern dengan kemajuan teknologi dianggap dibangun di atas pondasi rasionalitas dan pendekatan duniawi, dengan mengorbankan pendekatan spiritual dan esoterik agama. Jika sains modern dan teknologi adalah milik masa depan, maka agama sepertinya dianggap sebagai domain masa lalu. Akan tetapi, dalam kenyataannya ternyata antara agama, atau spiruitualitas, dengan teknologi tidak benar-benar bisa terpisah. Dalam teknologi komunikasi, misalnya, malahan tujuan dan ekspresi keagamaan telah menjadi salah satu pemanfaatan paling menonjol setiap media baru. Sebagai contoh, seperti yang dicatat Hadden dan Cowan (2000b), Buku yang dicetak pertama kali dengan mesin cetak terkenal Gutenberg adalah Injil. Pada malam Natal 1906, siaran radio pertama di dunia adalah pelayanan keagamaan yang juga menyertkan solo biola ‘O Holy Night’ dari Gounod dan pembacaan Injil Lukas. (hal. 7). Selain itu, Fore (1987), sebagai contoh, berpendapat bahwa televisi mulai mengambil alih peran tradisional yang dilakukan gereja, seperti membentuk sistem pola nilai dan keyakinan, mengungkapkan esensi dan asumsi budaya, memberikan cara melihat dunia, dan sebagainya. Dalam Mahzab Ekologi Media, hubungan antara agama dan teknologi komunikasi juga menempati kajian penting. Bahkan kita bisa lihat bahwa beberapa nama besar dalam mahzab ini sedikit banyak memiliki latar belakang keagamaan yang kuat. Misalkan Marshall McLuhan dengan latar belakang Katoliknya (Osicki, 2011; Scuchardt, 2011; Stout, 2006), Ong dan Teilhard de Chardan dengan tradisi Jesuitnya (Stout, 2006), dan Neil Postman dengan tradisi Yahudinya (Stout, 2006). Selain itu, kajian tentang agama dan dunia digital telah berkembang membentuk kajian yang disebut Digital Religion, yang dipelopori salah satunya oleh Campbell (Campbell, 2013; Campbell & Evolvi, 2019).

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Fakultas Falsafah dan Peradaban > Ilmu Komunikasi-S1
Depositing User: Mr Sudarmawan Sudarmawan
Date Deposited: 30 Aug 2021 04:45
Last Modified: 30 Aug 2021 04:45
URI: http://repository.paramadina.ac.id/id/eprint/287

Actions (login required)

View Item View Item